Blog Daily : Perjuangan Masuk UGM 2017
Hello, Readers!
Maaf, setelah sekian lama aku hiatus blogging, sampai lupa punya blog, sampai sepi ga ada yang baca. Hehehe..
Ya, selama bulan Mei sampai Juni aku dalam masa mood yang enggak stabil. Lebay, ya?
Pada postingan kali ini, aku mau share pengalaman perjuangan masuk di UGM tahun ini.
*puji Tuhan* *tears*
Note : bukan ajang pamer ini, understand?
Universitas Gadjah Mada yang ada di Yogyakarta menjadi kampus terfavorit kedua di Indonesia (entah pertama kedua, aku ga ingat. Maafkan saya)
Bahkan menjadi gengsi semua pelajar di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Ingat. Berjuang merebut kursi UGM itu ketat! Mengalahkan sekian ratus ribu pelajar dari 33 provinsi di Indonesia.
Seleksi PTN ada 3 tahap untuk UGM, yaitu :
UTUL sendiri diadakan 2 kali. UTUL 1 untuk seleksi program S1 dan D3/D4. Terus UTUL 2 untuk seleksi program D3/D4 saja.
Nah, itu gambaran umum dari UGM.
*skip*
.
.
.
Ketika memilih UGM, pasti ada alasan paling utama selain gengsi.
Lebih baiknya : SINGKIRKAN GENGSI NAMA PTN!
💮PART 1💮
Awal masuk kelas 11, saat itu tahun 2015. Bapak ibuku sudah mulai mengarahkanku untuk memikirkan "mau ke mana setelah SMA". Terlebih, mereka menawarkanku untuk les, saat itu aku masih dalam mood depressed karena ada di SMA nggak favorit, dengan segudang rumor nggak baik dan bahkan tetanggaku sendiri tahu. Bahkan aku mikir gimana nasibku, bisa dapet kuliah, kah, kalau aku di SMA ini?
Sementara teman - temanku di SMA ternama dan terfavorit bisa jadi bintang di sekolahnya.
Dan aku tak berguna satupun di SMA, ga punya segudang prestasi.. *nyata ini, bukan drama*
Akhirnya, aku niat banget les sampai belajar sendiri setelah diperkenalkan SNMPTN pada sebuah bimbel ternama di Jogja. Suatu ketika, mbak2 guru les memberiku sebuah buku kumpulan jurusan yang ada di semua PTN di Indonesia.
Aku tertarik pada Sastra Inggris, Hubungan Internasional, sampai aku nggak mikir apapun, aku pilih Kedokteran Hewan untuk pilihan terakhir. Meanwhile, bapakku pengen aku merantau, jadi beliau menyarankanku "sana pergi ke ITB! coba hidup mandiri!". Kebetulan bapakku tahu aku suka biologi.
Seiring waktu, aku mulai menyeleksi mana yang benar2 aku suka, mana yang ada kemampuanku, dan aku mau jadi apa. Sadar juga bahwa 3 tahun aku belajar IPA, akhirnya aku memilih jalur Saintek.
otomatis, Kedokteran Hewan jadi pilihan utamaku, saat itu belum ada benak mau di universitas mana.
Yaps, orang - orang mulai hobi bertanya : "Mau kuliah apa nanti?"
Dan jawaban Kedokteran Hewan-ku menjadi bahan tertawaan, bahkan mereka tidak minat membahasnya ketimbang dengan temanku yang bercita - cita jadi Kedokteran Manusia. *sick!*
Bahkan, temanku yang ingin FKH pun berusaha menghalang - halangiku agar aku pindah hati dari FKH kalau nggak kalah saing sama dia. Hmmm :(
Namanya cita - cita yang punya target, it's okay. Daripada terpaksa milih demi gengsi, but you don't know what will you do in future.
.
.
.
💮PART 2💮
Ini udah di kelas 12. Akhirnya, aku mulai diperkenalkan betul universitas beserta passing grade. Oiya, passing grade itu gambaran peminat jurusan itu. Bukan dari universitasnya itu sendiri. Nah, dari situ aku dikenalkan UGM, IPB, UB, dan UNAIR dengan prodi Kedokteran Hewan.
Entah kenapa, keinginanku berubah. *Labil! Dasar labil!*
Santai, kalau ingin tahu peluang ya, silakan dicoba, aku juga , kok.
Aku pernah berminat di Kedokteran Gigi UGM dan Psikologi (Saintek) UNS, dan tetap menomor tigakan FKH UGM. Tiba - tiba juga, aku memikirkan Hygiene Gigi (Keperawatan gigi) dan Mikrobiologi. Tapi, bapakku nggak suka aku jadi plin - plan gitu. Bahkan, sampai bertengkar *govlok, ya?*.
Cuma gara2, "Kamu itu mau jadi apa? Kamu mau kerja dibayari atau membayari orang?! Titik! Kalau mau FKH, ambillah! Gausah cari gengsi! Gausah malu! Kalau masih kayak gitu, kayak anak kecil kamu!"
Oke, di situlah aku benar2 memutuskan siapa yang menjadi minat untuk masa depanku, seumur hidupku tepatnya.
Psikologi UNS? FKG UGM? FKH UGM?
Akhirnya, aku pilih FKG UGM dan FKH UGM. for a while...
Pertimbangan memilih UGM karena dekat rumah, tidak memberatkan ekonomi keluarga terutama, semoga yaa...
Intinya, aku milih karena dari hati kecilku sendiri. Meskipun keluargaku banyak yang menyepelekan FKH itu sendiri, awalnya goyah, tapi aku ga boleh ragu lagi.
......
Oke.
Babak SNMPTN dimulai. Tau SNMPTN? Jalur tanpa tes dari negara, alias undangan. Syaratnya, nilai bagus ga boleh turun di atas kkm, harus masuk 50% dari total seangkatan. Ya, aku masuk dari 50% itu, jadi aku boleh ikutan nyoba SNM.
Jujur, aku ada rasa pede ikutan SNMPTN. Bahkan, aku perjuangin nilaiku ga ada di bawah 80 selama 3 tahun. Di sini, aku memasukkan jurusan FKG dan FKH, semuanya dari UGM.
Wait.. wait.. yakin UGM semua?!
*crying*
Pertanyaan sama yang dilontarkan BK di sekolahku, apalagi melihat jurusan FKG UGM yang nggak mungkin buatku. *emang*
BK : "Nduk, kamu ada peluang besar di FKH. Kenapa jadi ragu gitu?"
Me : (diam)
BK : "Tapi ya silakan aja. Sapa tau. Asal kamu harus bisa mengalahkan 4 temanmu yang sama2 mau FKG. (Sambil nunjukin 4 temenku yang terkenal ranking tertinggi, dan aku ada di posisi ke 4)
Waks! Akhirnya aku nekad, dan udah diperingatkan, peluang dapat jurusan prioritas kedua itu susah. Dalam hati, ga lolos. Kudu nyiapin SBMPTN dalam 3 bulan yang udah terbilang mepet.
"Ah sudahlah, SNMPTN kayak menang lotre!"
Sebenarnya aku udah nyiapin jauh2 hari. Dari akhir tahun 2016, lewat bimbel, siapin SBM, meskipun aku sok paham (?)
Hati kecilku udah pesimis total, apalagi nama sekolahku yang dikesampingkan. :')
Ugh, abaikan. Tidak boleh gitu.
UGM bukan punya sekolah elite, bukan punya sekolah juara, bukan punya sekolah hitz, dan BUKAN PUNYA ORANG JUARAWAN MEDALI SAJA. Kalau mau usahain cita2, ada jalannya, itu prinsipku.
.
.
.
💮 PART 3 💮
26 April 2017, pukul 14.00.
*ketik.. ketikk.. ketik..*
*klik*
*dag dig dug*
MAAF ANDA TIDAK LOLOS.
merah?!
Aku hanya tertawa kecil, dan kucoba refresh page berulang kali. "MAAF ANDA TIDAK LOLOS"
Ngga ada reaksi. Tiba2, aku menitikkan air mata ketika melihat chat teman2ku yang ranking bagus saja ditolak, meskipun milih jurusan terendah di UGM.
Weird.
Meanwhile, temen yang sempat aku sepelekan dapat SNMPTN.
ya.. tapi, jurusan terendah dan itu pun mereka ga ambil pusing mau jadi apa.
Ugh. Ugh. Ugh. Membayangkan lega tanpa balik bimbel lagi. Libur berbulan - bulan. Kalau ditanya kuliah di mana, udah pasti jawabannya, bahkan sampe teriak. Tanpa mengeluarkan 200 ribu dan 300 ribu cuma buat daftar tes.
Yash, aku hanya bisa tersenyum melihat daftar nama yang diterima di koran KR. Broken heart dengan teman yang pamer masuk FKH UGM di grup angkatan. Ikhlas. Menyakitkannya, ketika aku curhat dengan temanku yang keterima SNM, mereka ga bisa ngasih saran apa - apa, cuma bilang : "IH, BEJO DOANG" *hmm.. sabar..*
Banyak jalan menuju Roma, kan? Sekali lagi, SNMPTN main hoki.
.
.
.
💮 PART 4💮
Kuputuskan setiap hari setelah UNBK ambil les sbmptn. Oke. Kudu kuat. Ya, aku bosen bolak - balik bimbel dan belajar keras.
3 angkatan berebut UGM. UGM, dan UGM.
Dan aku bertemu teman les yang gap year dari 2016. Dia cerita tentang serangkaian tes ke UGM, bahkan STAN. Di situ aku merasakan betapa ramainya yang mau UGM.
Oke, skip. Skip. Tetap tenang, belajar.
Di sini, aku masih memperjuangkan FKG dan FKH. Dari sekian tryout yang kuikuti dari akhir tahun 2016, aku belum dapat target satupun di antara 2 jurusan itu.
Sad. Down banget. Apalagi fisika, gatau kenapa, aku ga paham fisika. Kerjain 2 nomor itu udah hebat menurutku. MTK IPA saja aku bisa garap 4, ya kalau bener. Mtk dasar, dasar lho ini, tetap saja 4 - 5 nomor.
Jadi, harapan utamaku di kimia dan biologi. Passing grade hasil tryout bimble terakhir saja hanya 23% dari 46% untuk FKH.
Ya ampun, sbmptn gimana!!!
Sampai h-9 penutupan pendaftaran SBMPTN, akhirnya aku merelakan FKG. Aku sadar akan kemampuanku. Setelah berdebat dengan Bapakku, aku sadar. Aku akhirnya mengambil ini :
1. Kedokteran Hewan, UGM. [Pilihan utamaku yang dari dulu nyantol, tapi selalu kuremehkan]
2. Mikrobiologi, UGM. [Berhubung aku suka biologi dan "pegang mikroskop"]
3. Peternakan, UGM [Jurusan terpaksa. :')]
UGM semua? Edan lu.
Yaudah lah, Lit.
Oke, ini pilihanku, aku kudu tanggungjawab. Aku kudu berani! Kalau udah jadi targetmu selama ini, ya harus diambil! Berani!
Dan di gladi resik Tryout Sbmptn dari bimbel, akhirnya dapet Mikrobiologi. Itu menjadi optimis bisa lewat sbmptn.
.
.
.
skip....
.
.
tepat tanggal 16 Mei 2017, dan di gedung FKH UGM lantai 3. Kebetulan banget dapat lokasi di jurusan idamanku.
But..
Aku syok banget.
Syok.
Soal sbmptn asli dari negara beda jauh dari prediksi bimbel.
Ingin berkata kasar. :')
Yaudah aku kerjain sebisaku, ga boleh kosong. Bukan sebanyaknya, ngawur aja nggak tau :''')
Tes saintek selesai, lemes jiwaku. Aku hanya mengerjakan 15 soal untuk SAINTEK, dikit banget. Tetep semangat 45 kerjain TPA TKD, karena itu peluang. Pokoknya pesimis lihat lembar jawab kanan kiriku yang bisa ngerjain banyak banget, pas dikumpulin lho ini.. Aku dah nggak bisa berbuat apa - apa selain pasrah.
Penyesalan meremehkan sulitnya dapat FKH.
Sesampainya di rumah, aku cuma mengurung di kamar. Menatapi soal sbmptn. Ugh! Aku nggak kuat jawab pertanyaan Bapak dan Ibuku, "Piye, Ta? Bisa, kan? Bapak/Ibu yakin kamu bisa."
Rasanya mengecewakan. Untuk apa aku les tiap hari? Mebuang - buang uang saja! Akhirnya, aku hanya bisa jujur ke orangtuaku kalau aku benar nggak bisa. Kuperbanyak doaku agar aku diberi kesempatan sekali lagi mendapat cita - citaku, wanna be a veterinarian.
Kesabaranku diuji. :')
Kesempatan terakhirku di tahun 2017 dapat S1, tinggal UTUL 1 UGM, yang selang seminggu setelah SBMPTN diadakan. Untungnya aku juga mendaftar UTUL 1.
Aku nggak boleh kelamaan mikir yang sudah aku lakukan, kudu moveon!
Dengan modal 1 minggu + soal UTUL dari internet + belajar semampuku, aku mencoba sekali lagi lebih tekun bisa ngerjain soal UTUL. Kali ini, aku tekan ke SAINTEK lebih banyak. Apalagi Fisika, Kimia, Matematika. Dan, dari pengalaman kakak kelasku, TPA itu bener - bener harus bisa jawab banyak, penuh.
Aku heran, kenapa harus penuh?
Rupanya nggak ada nilai minus! Gotcha!
Yaudah.. good news.
.
.
.
.
PART 5
21 Mei 2017. Berangkat ke lokasi ujian 2 jam sebelumnya, sendiri. Tepatnya di Pusat Pelatihan Bahasa UGM, duduk di kursi terdepan. baris 1 kolom 5. Sekali lagi, aku nggak boleh grogi, nggak boleh membandingkan usahaku dengan orang lain. Karena usaha diri kita adalah yang terbaik. Papan dada pun dilarang dipakai, awalnya gugup karena papan dadaku adalah jimat, tapi aku tetep harus berani!
Sehari sebelumnya, aku mencoba mengajak ibuku cek lokasi, entah mengapa aku hanya ingin sama ibu. Beliau pun mengantarkanku sampai ke ruangan lalu menunggu di luar. Sementara aku duduk di dalam ruangan, dan merasakan bagaimana aku akan mengerjakan tes UTUL besok pagi. Yap, grogi karena terdepan. Ga boleh! Aku berkali - kali memohon restu Tuhan agar aku dapat memberikan usaha terbaikku pada kedua orangtuaku. Lama aku duduk di situ, hampir 30 menit, sendirian.
Oke. Ketika ujian, aku ingat apa yang Bapak dan Ibuku nasehati padaku, percaya diri- bisa! Dan akupun membuka soal. Deg! What???
Sama? Serius? Ini kan di soal tahun (....)
Langsung sikat pokoknya. Kupilih darimana yang ada solusinya, meskipun ga ada jawabnya pun tetap ngawur. Apalagi Fisika. di situ aku bener - bener dilema, ngawur atau tidak. Anehnya, di UTUL UGM, tidak ada pemberitahuan sampai jam berapa tes selesai, jadi kudu ngapalin jadwal yang ada di kartu ujian.
Aku merasa puas dengan "hasil karyaku" di SAINTEK, walaupun naik 2x lipatnya dari SBM :').
Nah. Waktu TKD, aku mengira dengan TPA. Dibedakan ternyata. Bahkan nggak ada pemberitahuan, TKD berapa menit, TPA juga gatau berapa menit.
Jadi, di UTUL UGM itu ga boleh bawa papan dada dan jam tangan harus dilepas.
Oh my God! TKD, bahasa Inggris jadi puyeng. Aku dah pasrah total, bahkan MTK dasar juga nggak terlalu mendukung. Kira - kira Matdas aku kerjain 6 dari 15 soal. B.Indo aku usahakan banyak kukerjakan, sambil mengingat teori bimbelku. Meanwhile, Bahasa Inggris juga 6 dari 15 soal.
Tiba - tiba, soal TKD disuruh ditaruh di bawah kursi dan diberi soal TPA yang benar - benar unpredictable. VOILA! TPA banyak bangetnget!
Inget, TPA kudu dijawab semua! Siapa tahu ada yang benar? No minus juga.
Akhirnya dengan secepat kilat aku mengerjakan di bagian "kata - kata", walaupun banyak yang nggak dong. Dalam hati aku meminta Tuhan memberiku kekuatan untuk mengisi LJK, pegel soalnya hehe.. Nyaris 5 menit bel, aku selesai semua. Kram! Kram!
Langsung pulang! Pulang!
Digantung sebulan sambil kursus ini itu, dan mencoba melupakan semuanya. Aku mencoba mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa agar aku bisa mengikhlaskan semua usahaku dan cita - citaku. Aku selalu yakin, Tuhan itu adil, Tuhan tahu mana yang terbaik.
///langsung saja yaaa///
But.
13 Juni 2017 benar - benar membuatku hilang harapan. Once again, ditolak SBMPTN.
Hurt. Very HURT! Di sini, aku menangis sepol - polnya. Udah ngga tau mau gimana, antara gap year atau terpaksa ke perguruan tinggi tanpa pindah di tahun berikutnya.
Di sinilah aku meragukan Tuhan. Aku menyalahkan diriku, mengatakan diriku orang ga bejo terus sejak aku daftar SMA. Dalam hati, kapan sih aku dapat yang aku cita - citakan? Aku muak, aku langsung buang semua soal, kartu peserta, bahkan UTUL, ke gudang.
Tanpa kusadari, Bapak Ibuku sedih melihatku seperti tak ada harapan.
"Nduk, jalan Tuhan ngga ada yang tahu." Aku sedih ketika Ibuku bersikeras membuatku ikhlas dan melihat jalan hidup yang lain.
Bahkan, aku ngga sanggup ketika Bapakku sendiri ... apa ya... bapakku tu pengen banget aku masuk di ptn tahun ini sesuai harapanku. ya gitu...
"Bapak ibu juga dulu gini, Ta. Sekarang kamu pilih ambil PTS, PTN, atau gap year."
Bapak pun membolehkanku dimana saja, bahkan luar negeri. Asal, jangan pindah - pindah sekolah lagi tahun depan.
Berat. Akankah melepas FKH UGM atau bertahan FKH UGM di tahun 2018?
tapi.. apalah.. aku udah pasrah..... dan moveon total dari UGM..
Forget everything!
Dan aku pun tetap berdoa pada Tuhan, minta maaf sudah meragukan kuasaNya, mencoba ikhlas.
Aku meminta yang terbaik di hidupku, berdoa kelak mendapat kerja sesuai cita - cita, sesuai kemampuan, tak lagi merepotkan kedua orangtuaku.
16 Juni 2017.
Aku merasakan langit cerah kali ini, merasa ada harapan untukku. Oke, saat itu aku nggak tau kalau hari itu pengumuman UTUL 1. Aku sudah menyiapkan semua berkas pendaftaran ke universitas swasta komputer ternama di Jogja, tinggal bayar dan wawancara. Bahkan, sudah menengok website UNAIR dan UNIBRAW yang ada jurusan FKH. Melirik UNS dan amikom. Udah dibicarakan baik - baik ke kedua orangtuaku.
Tiba - tiba, ga srek pas sore - sore. Aku 'matur' ke orangtuaku, "Pak, Bu, aku gap year aja. Mau ngejar FKH UGM lagi, ga srek daftar di sini - situ."
Mereka tetap mendukungku apapun keputusannya, bahkan aku sudah mengikhlaskan dan mantap dengan keputusan gap year. Bukan hal memalukan kok. Bahkan, aku punya rencana kursus bahasa sambil kerja.
WEITS! Aku baru inget pengumuman tepat 2 jam sebelum pengumuman, yang jamnya sempat mundur - mundur kayak undur - undur. Jam 22.00.
Aku tahu hanya aku dan Ibuku yang belum tidur. Berkali - kali aku masuk ke web ugm yang eror. Deg - degan sumpah, ditambah laporan temen- temenku yang ngomong "Aku ga lolos,kalian gmn?"
Plis.. itu buatku eneg.
Tiba - tiba...
BISA MUNCUL SENDIRI!!!
ANJ*R!!!
Aku dan ibuku gelagapan, pokoknya kayak lihat film horor. Ibuku doa terus sambil lihatin layar laptopku. ANtara kamu harus jatuh ke jurang atau nggak.
KLIK!
ANJAAAYYYYYYY!!!!!
"SELAMAT, Saudara/i diterima secara akademis pada program studi S1 - KEDOKTERAN HEWAN"
Aku mematung lama. Jantungku serasa melonjak dari perut ke kerongkonganku. *nggilani*
"Piye,Ta?" tanya Ibuku yang masih megang tangannya erat lalu buka mata.
Kupeluk erat ibuku. Aku ga bisa berkata apa - apa, nangis ga bisa lagi, cuma nunjukin layar laptop. Sontak Ibuku berkali - kali memelukku dan memuji Tuhan.
Ya, Tuhan. Ibuku menjadi saksi pengumuman dari SNMPTN, SBM sampai Utul. Tuhan, makasih, aku bersyukur kalau FKH jadi jalan hidupku.
Tiba - tiba, serumah terbangun menanyakan bagaimana hasilnya. Rupanya Bapak dan adekku yang besar tahu kalau hari ini pengumuman UTUL.
Aku bisa mengucapkan 1 kata yang akhirnya membuat Bapak memelukku erat.
Nggak ngira, pilihan terakhir, yang selalu kuremehkan, dan tanpa kupikir panjang, FKH UGM, menjadi jalan hidupku.
Entah aku juga pilih FKH karena hanya 1 alasan, save the animals!
Sejak saat itu, aku bersyukur Tuhan itu adil. Tuhan mau mendengarkan doa ketika hati kita benar - benar ikhlas, tanpa memaksa. Aku bertekad akan memperjuangkan jurusanku ini sampai aku lulus dapat gelar 'drh'.
AT LEAST, saya benar - benar merasakan suka duka masuk PTN yang tidak bisa diremehkan dan harus dipertahankan. Tanpa sertifikat, tanpa medali, tanpa embel - embel murid berprestasi, saya hanya berpegang pada nasehat Ibu dan Bapak saya (yakin pada rencana Tuhan dan yakin akan usahamu sudah mantap latihan soal setiap hari). Unforgettable! KAMU BISA BAYANGIN SUSAH SUSAH GARAP SOALNYA, TAPI GA YAKIN, TERNYATA LOLOS, rasanya mau salto!
Jadi, jangan takut meraih apa yang kita cita - citakan. Ketahuilah apa yang kamu sukai, yang kamu minati. Jangan terpaku UNBK, apalagi SNMPTN. Ingat. Yang pengen kuliah itu nggak cuma lawan seangkatan, tapi 3 angkatan terdahulu ikut perang berebut kursi perguruan tinggi. Tetap berusaha, tetap berani ikuti tes ini itu, sesulit apapun. Karena yang pintar akan selalu kalah dengan orang yang berjuang + bejo. Berdoalah setiap kali hati mulai nggak yakin. Gusti mboten nate sare.
God blesses you!
Dari anak setengah medika + setengah agro,
Sang Admin
--- maaf bahasanya acak adul. hehe----
Maaf, setelah sekian lama aku hiatus blogging, sampai lupa punya blog, sampai sepi ga ada yang baca. Hehehe..
Ya, selama bulan Mei sampai Juni aku dalam masa mood yang enggak stabil. Lebay, ya?
Pada postingan kali ini, aku mau share pengalaman perjuangan masuk di UGM tahun ini.
*puji Tuhan* *tears*
Note : bukan ajang pamer ini, understand?
Universitas Gadjah Mada yang ada di Yogyakarta menjadi kampus terfavorit kedua di Indonesia (entah pertama kedua, aku ga ingat. Maafkan saya)
Bahkan menjadi gengsi semua pelajar di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Ingat. Berjuang merebut kursi UGM itu ketat! Mengalahkan sekian ratus ribu pelajar dari 33 provinsi di Indonesia.
Seleksi PTN ada 3 tahap untuk UGM, yaitu :
- SNMPTN (jalur bebas tes, absolutely ini cuma main hoki dan buat yang kenyang medali + sertifikat berstandar SNI *ck! rasah gawe - gawe!*),
- SBMPTN (jalur tes bersama dari nasional, btw ini unpredictable dan ganti terus tiap tahun),
- UTUL (jalur tes mandiri dari pihak UGM, tolong jangan disamakan jalur "tikus" yang kudu bayar ratusan juta! -_-)
UTUL sendiri diadakan 2 kali. UTUL 1 untuk seleksi program S1 dan D3/D4. Terus UTUL 2 untuk seleksi program D3/D4 saja.
Nah, itu gambaran umum dari UGM.
*skip*
.
.
.
Ketika memilih UGM, pasti ada alasan paling utama selain gengsi.
Lebih baiknya : SINGKIRKAN GENGSI NAMA PTN!
💮PART 1💮
Awal masuk kelas 11, saat itu tahun 2015. Bapak ibuku sudah mulai mengarahkanku untuk memikirkan "mau ke mana setelah SMA". Terlebih, mereka menawarkanku untuk les, saat itu aku masih dalam mood depressed karena ada di SMA nggak favorit, dengan segudang rumor nggak baik dan bahkan tetanggaku sendiri tahu. Bahkan aku mikir gimana nasibku, bisa dapet kuliah, kah, kalau aku di SMA ini?
Sementara teman - temanku di SMA ternama dan terfavorit bisa jadi bintang di sekolahnya.
Dan aku tak berguna satupun di SMA, ga punya segudang prestasi.. *nyata ini, bukan drama*
Akhirnya, aku niat banget les sampai belajar sendiri setelah diperkenalkan SNMPTN pada sebuah bimbel ternama di Jogja. Suatu ketika, mbak2 guru les memberiku sebuah buku kumpulan jurusan yang ada di semua PTN di Indonesia.
Aku tertarik pada Sastra Inggris, Hubungan Internasional, sampai aku nggak mikir apapun, aku pilih Kedokteran Hewan untuk pilihan terakhir. Meanwhile, bapakku pengen aku merantau, jadi beliau menyarankanku "sana pergi ke ITB! coba hidup mandiri!". Kebetulan bapakku tahu aku suka biologi.
Seiring waktu, aku mulai menyeleksi mana yang benar2 aku suka, mana yang ada kemampuanku, dan aku mau jadi apa. Sadar juga bahwa 3 tahun aku belajar IPA, akhirnya aku memilih jalur Saintek.
otomatis, Kedokteran Hewan jadi pilihan utamaku, saat itu belum ada benak mau di universitas mana.
Yaps, orang - orang mulai hobi bertanya : "Mau kuliah apa nanti?"
Dan jawaban Kedokteran Hewan-ku menjadi bahan tertawaan, bahkan mereka tidak minat membahasnya ketimbang dengan temanku yang bercita - cita jadi Kedokteran Manusia. *sick!*
Bahkan, temanku yang ingin FKH pun berusaha menghalang - halangiku agar aku pindah hati dari FKH kalau nggak kalah saing sama dia. Hmmm :(
Namanya cita - cita yang punya target, it's okay. Daripada terpaksa milih demi gengsi, but you don't know what will you do in future.
.
.
.
💮PART 2💮
Ini udah di kelas 12. Akhirnya, aku mulai diperkenalkan betul universitas beserta passing grade. Oiya, passing grade itu gambaran peminat jurusan itu. Bukan dari universitasnya itu sendiri. Nah, dari situ aku dikenalkan UGM, IPB, UB, dan UNAIR dengan prodi Kedokteran Hewan.
Entah kenapa, keinginanku berubah. *Labil! Dasar labil!*
Santai, kalau ingin tahu peluang ya, silakan dicoba, aku juga , kok.
Aku pernah berminat di Kedokteran Gigi UGM dan Psikologi (Saintek) UNS, dan tetap menomor tigakan FKH UGM. Tiba - tiba juga, aku memikirkan Hygiene Gigi (Keperawatan gigi) dan Mikrobiologi. Tapi, bapakku nggak suka aku jadi plin - plan gitu. Bahkan, sampai bertengkar *govlok, ya?*.
Cuma gara2, "Kamu itu mau jadi apa? Kamu mau kerja dibayari atau membayari orang?! Titik! Kalau mau FKH, ambillah! Gausah cari gengsi! Gausah malu! Kalau masih kayak gitu, kayak anak kecil kamu!"
Oke, di situlah aku benar2 memutuskan siapa yang menjadi minat untuk masa depanku, seumur hidupku tepatnya.
Psikologi UNS? FKG UGM? FKH UGM?
Akhirnya, aku pilih FKG UGM dan FKH UGM. for a while...
Pertimbangan memilih UGM karena dekat rumah, tidak memberatkan ekonomi keluarga terutama, semoga yaa...
Intinya, aku milih karena dari hati kecilku sendiri. Meskipun keluargaku banyak yang menyepelekan FKH itu sendiri, awalnya goyah, tapi aku ga boleh ragu lagi.
......
Oke.
Babak SNMPTN dimulai. Tau SNMPTN? Jalur tanpa tes dari negara, alias undangan. Syaratnya, nilai bagus ga boleh turun di atas kkm, harus masuk 50% dari total seangkatan. Ya, aku masuk dari 50% itu, jadi aku boleh ikutan nyoba SNM.
Jujur, aku ada rasa pede ikutan SNMPTN. Bahkan, aku perjuangin nilaiku ga ada di bawah 80 selama 3 tahun. Di sini, aku memasukkan jurusan FKG dan FKH, semuanya dari UGM.
Wait.. wait.. yakin UGM semua?!
*crying*
Pertanyaan sama yang dilontarkan BK di sekolahku, apalagi melihat jurusan FKG UGM yang nggak mungkin buatku. *emang*
BK : "Nduk, kamu ada peluang besar di FKH. Kenapa jadi ragu gitu?"
Me : (diam)
BK : "Tapi ya silakan aja. Sapa tau. Asal kamu harus bisa mengalahkan 4 temanmu yang sama2 mau FKG. (Sambil nunjukin 4 temenku yang terkenal ranking tertinggi, dan aku ada di posisi ke 4)
Waks! Akhirnya aku nekad, dan udah diperingatkan, peluang dapat jurusan prioritas kedua itu susah. Dalam hati, ga lolos. Kudu nyiapin SBMPTN dalam 3 bulan yang udah terbilang mepet.
"Ah sudahlah, SNMPTN kayak menang lotre!"
Sebenarnya aku udah nyiapin jauh2 hari. Dari akhir tahun 2016, lewat bimbel, siapin SBM, meskipun aku sok paham (?)
Hati kecilku udah pesimis total, apalagi nama sekolahku yang dikesampingkan. :')
Ugh, abaikan. Tidak boleh gitu.
UGM bukan punya sekolah elite, bukan punya sekolah juara, bukan punya sekolah hitz, dan BUKAN PUNYA ORANG JUARAWAN MEDALI SAJA. Kalau mau usahain cita2, ada jalannya, itu prinsipku.
.
.
.
💮 PART 3 💮
26 April 2017, pukul 14.00.
*ketik.. ketikk.. ketik..*
*klik*
*dag dig dug*
MAAF ANDA TIDAK LOLOS.
merah?!
Aku hanya tertawa kecil, dan kucoba refresh page berulang kali. "MAAF ANDA TIDAK LOLOS"
Ngga ada reaksi. Tiba2, aku menitikkan air mata ketika melihat chat teman2ku yang ranking bagus saja ditolak, meskipun milih jurusan terendah di UGM.
Weird.
Meanwhile, temen yang sempat aku sepelekan dapat SNMPTN.
ya.. tapi, jurusan terendah dan itu pun mereka ga ambil pusing mau jadi apa.
Ugh. Ugh. Ugh. Membayangkan lega tanpa balik bimbel lagi. Libur berbulan - bulan. Kalau ditanya kuliah di mana, udah pasti jawabannya, bahkan sampe teriak. Tanpa mengeluarkan 200 ribu dan 300 ribu cuma buat daftar tes.
Yash, aku hanya bisa tersenyum melihat daftar nama yang diterima di koran KR. Broken heart dengan teman yang pamer masuk FKH UGM di grup angkatan. Ikhlas. Menyakitkannya, ketika aku curhat dengan temanku yang keterima SNM, mereka ga bisa ngasih saran apa - apa, cuma bilang : "IH, BEJO DOANG" *hmm.. sabar..*
Banyak jalan menuju Roma, kan? Sekali lagi, SNMPTN main hoki.
.
.
.
💮 PART 4💮
Kuputuskan setiap hari setelah UNBK ambil les sbmptn. Oke. Kudu kuat. Ya, aku bosen bolak - balik bimbel dan belajar keras.
3 angkatan berebut UGM. UGM, dan UGM.
Dan aku bertemu teman les yang gap year dari 2016. Dia cerita tentang serangkaian tes ke UGM, bahkan STAN. Di situ aku merasakan betapa ramainya yang mau UGM.
Oke, skip. Skip. Tetap tenang, belajar.
Di sini, aku masih memperjuangkan FKG dan FKH. Dari sekian tryout yang kuikuti dari akhir tahun 2016, aku belum dapat target satupun di antara 2 jurusan itu.
Sad. Down banget. Apalagi fisika, gatau kenapa, aku ga paham fisika. Kerjain 2 nomor itu udah hebat menurutku. MTK IPA saja aku bisa garap 4, ya kalau bener. Mtk dasar, dasar lho ini, tetap saja 4 - 5 nomor.
Jadi, harapan utamaku di kimia dan biologi. Passing grade hasil tryout bimble terakhir saja hanya 23% dari 46% untuk FKH.
Ya ampun, sbmptn gimana!!!
Sampai h-9 penutupan pendaftaran SBMPTN, akhirnya aku merelakan FKG. Aku sadar akan kemampuanku. Setelah berdebat dengan Bapakku, aku sadar. Aku akhirnya mengambil ini :
1. Kedokteran Hewan, UGM. [Pilihan utamaku yang dari dulu nyantol, tapi selalu kuremehkan]
2. Mikrobiologi, UGM. [Berhubung aku suka biologi dan "pegang mikroskop"]
3. Peternakan, UGM [Jurusan terpaksa. :')]
UGM semua? Edan lu.
Yaudah lah, Lit.
Oke, ini pilihanku, aku kudu tanggungjawab. Aku kudu berani! Kalau udah jadi targetmu selama ini, ya harus diambil! Berani!
Dan di gladi resik Tryout Sbmptn dari bimbel, akhirnya dapet Mikrobiologi. Itu menjadi optimis bisa lewat sbmptn.
.
.
.
skip....
.
.
tepat tanggal 16 Mei 2017, dan di gedung FKH UGM lantai 3. Kebetulan banget dapat lokasi di jurusan idamanku.
But..
Aku syok banget.
Syok.
Soal sbmptn asli dari negara beda jauh dari prediksi bimbel.
Ingin berkata kasar. :')
Yaudah aku kerjain sebisaku, ga boleh kosong. Bukan sebanyaknya, ngawur aja nggak tau :''')
Tes saintek selesai, lemes jiwaku. Aku hanya mengerjakan 15 soal untuk SAINTEK, dikit banget. Tetep semangat 45 kerjain TPA TKD, karena itu peluang. Pokoknya pesimis lihat lembar jawab kanan kiriku yang bisa ngerjain banyak banget, pas dikumpulin lho ini.. Aku dah nggak bisa berbuat apa - apa selain pasrah.
Penyesalan meremehkan sulitnya dapat FKH.
Sesampainya di rumah, aku cuma mengurung di kamar. Menatapi soal sbmptn. Ugh! Aku nggak kuat jawab pertanyaan Bapak dan Ibuku, "Piye, Ta? Bisa, kan? Bapak/Ibu yakin kamu bisa."
Rasanya mengecewakan. Untuk apa aku les tiap hari? Mebuang - buang uang saja! Akhirnya, aku hanya bisa jujur ke orangtuaku kalau aku benar nggak bisa. Kuperbanyak doaku agar aku diberi kesempatan sekali lagi mendapat cita - citaku, wanna be a veterinarian.
Kesabaranku diuji. :')
Kesempatan terakhirku di tahun 2017 dapat S1, tinggal UTUL 1 UGM, yang selang seminggu setelah SBMPTN diadakan. Untungnya aku juga mendaftar UTUL 1.
Aku nggak boleh kelamaan mikir yang sudah aku lakukan, kudu moveon!
Dengan modal 1 minggu + soal UTUL dari internet + belajar semampuku, aku mencoba sekali lagi lebih tekun bisa ngerjain soal UTUL. Kali ini, aku tekan ke SAINTEK lebih banyak. Apalagi Fisika, Kimia, Matematika. Dan, dari pengalaman kakak kelasku, TPA itu bener - bener harus bisa jawab banyak, penuh.
Aku heran, kenapa harus penuh?
Rupanya nggak ada nilai minus! Gotcha!
Yaudah.. good news.
.
.
.
.
PART 5
21 Mei 2017. Berangkat ke lokasi ujian 2 jam sebelumnya, sendiri. Tepatnya di Pusat Pelatihan Bahasa UGM, duduk di kursi terdepan. baris 1 kolom 5. Sekali lagi, aku nggak boleh grogi, nggak boleh membandingkan usahaku dengan orang lain. Karena usaha diri kita adalah yang terbaik. Papan dada pun dilarang dipakai, awalnya gugup karena papan dadaku adalah jimat, tapi aku tetep harus berani!
Sehari sebelumnya, aku mencoba mengajak ibuku cek lokasi, entah mengapa aku hanya ingin sama ibu. Beliau pun mengantarkanku sampai ke ruangan lalu menunggu di luar. Sementara aku duduk di dalam ruangan, dan merasakan bagaimana aku akan mengerjakan tes UTUL besok pagi. Yap, grogi karena terdepan. Ga boleh! Aku berkali - kali memohon restu Tuhan agar aku dapat memberikan usaha terbaikku pada kedua orangtuaku. Lama aku duduk di situ, hampir 30 menit, sendirian.
Oke. Ketika ujian, aku ingat apa yang Bapak dan Ibuku nasehati padaku, percaya diri- bisa! Dan akupun membuka soal. Deg! What???
Sama? Serius? Ini kan di soal tahun (....)
Langsung sikat pokoknya. Kupilih darimana yang ada solusinya, meskipun ga ada jawabnya pun tetap ngawur. Apalagi Fisika. di situ aku bener - bener dilema, ngawur atau tidak. Anehnya, di UTUL UGM, tidak ada pemberitahuan sampai jam berapa tes selesai, jadi kudu ngapalin jadwal yang ada di kartu ujian.
Aku merasa puas dengan "hasil karyaku" di SAINTEK, walaupun naik 2x lipatnya dari SBM :').
Nah. Waktu TKD, aku mengira dengan TPA. Dibedakan ternyata. Bahkan nggak ada pemberitahuan, TKD berapa menit, TPA juga gatau berapa menit.
Jadi, di UTUL UGM itu ga boleh bawa papan dada dan jam tangan harus dilepas.
Oh my God! TKD, bahasa Inggris jadi puyeng. Aku dah pasrah total, bahkan MTK dasar juga nggak terlalu mendukung. Kira - kira Matdas aku kerjain 6 dari 15 soal. B.Indo aku usahakan banyak kukerjakan, sambil mengingat teori bimbelku. Meanwhile, Bahasa Inggris juga 6 dari 15 soal.
Tiba - tiba, soal TKD disuruh ditaruh di bawah kursi dan diberi soal TPA yang benar - benar unpredictable. VOILA! TPA banyak bangetnget!
Inget, TPA kudu dijawab semua! Siapa tahu ada yang benar? No minus juga.
Akhirnya dengan secepat kilat aku mengerjakan di bagian "kata - kata", walaupun banyak yang nggak dong. Dalam hati aku meminta Tuhan memberiku kekuatan untuk mengisi LJK, pegel soalnya hehe.. Nyaris 5 menit bel, aku selesai semua. Kram! Kram!
Langsung pulang! Pulang!
Digantung sebulan sambil kursus ini itu, dan mencoba melupakan semuanya. Aku mencoba mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa agar aku bisa mengikhlaskan semua usahaku dan cita - citaku. Aku selalu yakin, Tuhan itu adil, Tuhan tahu mana yang terbaik.
///langsung saja yaaa///
But.
13 Juni 2017 benar - benar membuatku hilang harapan. Once again, ditolak SBMPTN.
Hurt. Very HURT! Di sini, aku menangis sepol - polnya. Udah ngga tau mau gimana, antara gap year atau terpaksa ke perguruan tinggi tanpa pindah di tahun berikutnya.
Di sinilah aku meragukan Tuhan. Aku menyalahkan diriku, mengatakan diriku orang ga bejo terus sejak aku daftar SMA. Dalam hati, kapan sih aku dapat yang aku cita - citakan? Aku muak, aku langsung buang semua soal, kartu peserta, bahkan UTUL, ke gudang.
Tanpa kusadari, Bapak Ibuku sedih melihatku seperti tak ada harapan.
"Nduk, jalan Tuhan ngga ada yang tahu." Aku sedih ketika Ibuku bersikeras membuatku ikhlas dan melihat jalan hidup yang lain.
Bahkan, aku ngga sanggup ketika Bapakku sendiri ... apa ya... bapakku tu pengen banget aku masuk di ptn tahun ini sesuai harapanku. ya gitu...
"Bapak ibu juga dulu gini, Ta. Sekarang kamu pilih ambil PTS, PTN, atau gap year."
Bapak pun membolehkanku dimana saja, bahkan luar negeri. Asal, jangan pindah - pindah sekolah lagi tahun depan.
Berat. Akankah melepas FKH UGM atau bertahan FKH UGM di tahun 2018?
tapi.. apalah.. aku udah pasrah..... dan moveon total dari UGM..
Forget everything!
Dan aku pun tetap berdoa pada Tuhan, minta maaf sudah meragukan kuasaNya, mencoba ikhlas.
Aku meminta yang terbaik di hidupku, berdoa kelak mendapat kerja sesuai cita - cita, sesuai kemampuan, tak lagi merepotkan kedua orangtuaku.
16 Juni 2017.
Aku merasakan langit cerah kali ini, merasa ada harapan untukku. Oke, saat itu aku nggak tau kalau hari itu pengumuman UTUL 1. Aku sudah menyiapkan semua berkas pendaftaran ke universitas swasta komputer ternama di Jogja, tinggal bayar dan wawancara. Bahkan, sudah menengok website UNAIR dan UNIBRAW yang ada jurusan FKH. Melirik UNS dan amikom. Udah dibicarakan baik - baik ke kedua orangtuaku.
Tiba - tiba, ga srek pas sore - sore. Aku 'matur' ke orangtuaku, "Pak, Bu, aku gap year aja. Mau ngejar FKH UGM lagi, ga srek daftar di sini - situ."
Mereka tetap mendukungku apapun keputusannya, bahkan aku sudah mengikhlaskan dan mantap dengan keputusan gap year. Bukan hal memalukan kok. Bahkan, aku punya rencana kursus bahasa sambil kerja.
WEITS! Aku baru inget pengumuman tepat 2 jam sebelum pengumuman, yang jamnya sempat mundur - mundur kayak undur - undur. Jam 22.00.
Aku tahu hanya aku dan Ibuku yang belum tidur. Berkali - kali aku masuk ke web ugm yang eror. Deg - degan sumpah, ditambah laporan temen- temenku yang ngomong "Aku ga lolos,kalian gmn?"
Plis.. itu buatku eneg.
Tiba - tiba...
BISA MUNCUL SENDIRI!!!
ANJ*R!!!
Aku dan ibuku gelagapan, pokoknya kayak lihat film horor. Ibuku doa terus sambil lihatin layar laptopku. ANtara kamu harus jatuh ke jurang atau nggak.
KLIK!
ANJAAAYYYYYYY!!!!!
"SELAMAT, Saudara/i diterima secara akademis pada program studi S1 - KEDOKTERAN HEWAN"
Aku mematung lama. Jantungku serasa melonjak dari perut ke kerongkonganku. *nggilani*
"Piye,Ta?" tanya Ibuku yang masih megang tangannya erat lalu buka mata.
Kupeluk erat ibuku. Aku ga bisa berkata apa - apa, nangis ga bisa lagi, cuma nunjukin layar laptop. Sontak Ibuku berkali - kali memelukku dan memuji Tuhan.
Ya, Tuhan. Ibuku menjadi saksi pengumuman dari SNMPTN, SBM sampai Utul. Tuhan, makasih, aku bersyukur kalau FKH jadi jalan hidupku.
Tiba - tiba, serumah terbangun menanyakan bagaimana hasilnya. Rupanya Bapak dan adekku yang besar tahu kalau hari ini pengumuman UTUL.
Aku bisa mengucapkan 1 kata yang akhirnya membuat Bapak memelukku erat.
Nggak ngira, pilihan terakhir, yang selalu kuremehkan, dan tanpa kupikir panjang, FKH UGM, menjadi jalan hidupku.
Entah aku juga pilih FKH karena hanya 1 alasan, save the animals!
Sejak saat itu, aku bersyukur Tuhan itu adil. Tuhan mau mendengarkan doa ketika hati kita benar - benar ikhlas, tanpa memaksa. Aku bertekad akan memperjuangkan jurusanku ini sampai aku lulus dapat gelar 'drh'.
AT LEAST, saya benar - benar merasakan suka duka masuk PTN yang tidak bisa diremehkan dan harus dipertahankan. Tanpa sertifikat, tanpa medali, tanpa embel - embel murid berprestasi, saya hanya berpegang pada nasehat Ibu dan Bapak saya (yakin pada rencana Tuhan dan yakin akan usahamu sudah mantap latihan soal setiap hari). Unforgettable! KAMU BISA BAYANGIN SUSAH SUSAH GARAP SOALNYA, TAPI GA YAKIN, TERNYATA LOLOS, rasanya mau salto!
Jadi, jangan takut meraih apa yang kita cita - citakan. Ketahuilah apa yang kamu sukai, yang kamu minati. Jangan terpaku UNBK, apalagi SNMPTN. Ingat. Yang pengen kuliah itu nggak cuma lawan seangkatan, tapi 3 angkatan terdahulu ikut perang berebut kursi perguruan tinggi. Tetap berusaha, tetap berani ikuti tes ini itu, sesulit apapun. Karena yang pintar akan selalu kalah dengan orang yang berjuang + bejo. Berdoalah setiap kali hati mulai nggak yakin. Gusti mboten nate sare.
God blesses you!
Dari anak setengah medika + setengah agro,
Sang Admin
--- maaf bahasanya acak adul. hehe----
Wah.. Motivasi banget . Berarti kemaren saingan dong waktu UTUL . Tapi aku gak dapet:(. Btw , jalur utul bisa dapet bidik misi pa gak ya?
BalasHapusHaloo.. waduh, hehe.. Tahun ini moga-moga nyusul dapat, yaa.. Seingetku bisa, jadi nggak cuma SNMPTN & SBMPTN, dan lagipula UKT untuk yang lolos UTUL juga masih disesuaikan berdasar penghasilan ortu, jadi nggak langsung kena UKT tertinggi.. :) coba cek https://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id/ .. itu ada jadwal pendaftarannya tahun ini. gudluck!
Hapusdoain yaa kak saya mau coba utul tahun ini....
BalasHapusceritanya sangat menginspirasi
Hai, Ayu.. Terimakasih sudah membaca post nya :') Semangat berjuang terus, jangan menyerah! semoga tahun ini dapat apa yang kamu inginkan. good luck :)
HapusItu kakak di utul dapet yg pilihan ketiga? Aku mau ikut utul ini kak dan masih bingung ngurutin jurusannya, soalnya ada rumor katanya walaupun ada 3 pilihan tapi yg dinilai pilihan pertama doang, jadi itu ga bener kah?
BalasHapusHalo.. Sudah dituliskan kalau saya diterima di Kedokteran Hewan pada pilihan 1, ya.. :) Kalau tentang rumor tersebut saya kurang yakin, meskipun beberapa teman dekat saya kebanyakan diterima di pilihan 1 waktu UTUL.. Tetap persiapkan matang dan jangan menyerah! Semoga tahun ini jadi keberuntunganmu yaa :)
HapusKak, ceritanya menginspirasi sekali, saya sampai meneteskan air mata bacanya. Terima kasih karena sudah menyemangati saya melalui cerita ini ya kak. Saya ingin sekali masuk ugm dari kecil, kemarin saya sudah ditolak snmptn ugm hehe. 10 hari lagi pengumuman sbm dan 15 hari lagi utul ugm. Doakan saya bisa jadi bagian dari gamada'18 ya kak :)
BalasHapusHai, maaf baru balas yaa.. baru sempet. semangat utulnya besok! yang optimis! :)
HapusKa cara penilaian utul itu gimana ya buat tkd saintek, tkdu sama tpa nya?
BalasHapushaloo.. maaf ya baru sempat balas. semangat utul untuk besok. kalau tahun ini, aku kurang tahu, nih. masih sama apa enggak. maaf aku ga bisa jawabnya, takutnya beda kayak sbm. semangat ya dan yakin kerjakan utul!
Hapuskakak isi utul tpa sm tkd nya berapa nomor ya?
BalasHapusKak yakinkan aku
BalasHapusWkwkwkwk
100 soal itu sudah dianggap aman belum?
kak ikut bimbel apa? makasih sebelumnya
BalasHapusMakasih kak, menginspirasi sy. Btw kak, Perlu juara kelas atau hanya nilai rata rata ya kak untk masuk ugm?
BalasHapusSNMPTN butuh itu semua. Yang paling utama adalah prestasi akademik maupun non akademik. Jadi, kalau pernah mengikuti kejuaraan yang benar - benar berhubungan dengan jurusan sesuai diinginkan dan ada bukti sertifikat, bisa jadi tambah poin. Selain SNMPTN dari negara, ada jalur PBU dari pihak universitas yang sama-sama mempertimbangkan prestasi dan kejuaraan. Coba cek di um.ugm.ac.id
HapusMantap mbaa, alhamdulillah ikut senang ya mba... Memotivasi bangettt !!! posisi yang sama seperti aku saat inii huhu
BalasHapusBukan siswa yang berprestasi dan punya sertifikat:(
Belum tau masuk 40% angkatan di SNMPTN, ngga begitu berharap juga :(
mau masuk FKH tapi ortu ngga setuju..
Semoga aku bisa nyusul mba ya!!
Salam kenal, dari Salatiga, Jawa Tengah!
TV ONLINE
BalasHapusnangis dong baca ini, semangat ya kak di fkh nyaa,terimakasih telah membuat cerita yang sangat memotivasi ini..
BalasHapusMaaf..kalau lewat UTUL atau Jalur Mandiri ada uang sumbangannya ndak y
BalasHapusHai, Rini. Setahu saya tidak ada pungutan apapun, hanya uang kuliah tunggal (UKT) yang harus dibayar per semester.
Hapuskurang lebih sebulan lagi UTUL UGM 2019, sangat bersyukur nemu blog kayak gini disaat butuh sesuatu yang memotivasi lagi buat bertahan di tahun ini. doakan nyusul ya kak ;-
BalasHapusWahh perjuangan banget yaa, kita seangkatan tapi aku di FKH UNAIR
BalasHapusKak doain ya ,blass saya gak belajar sama sekali dan besok minggu tgl 14 juli 2019 gue tes utul ,bekal doa sama otak yg pas2an semoga allah memberikan yg terbaik buat gue❤️
BalasHapusHai semua! Terima kasih masih mampir di postingan ini :) Semoga memotivasi kalian, semangat dan jangan putus asa!
BalasHapusnangis bacanya:(...jadi pengen berjuang.
BalasHapusMakasi kak atas inspirasi nya...
Aku masih kelas12 awal kak, doain aku, aku mau berjuang, mau ke Ugm:)
Menginspirasi sekali
BalasHapusterimakasih atas infonya jangan lupa kunjungi blog saya ; posthigher.home.blog dan jangan lupa cek website kampus saya ; ppns.ac.id
BalasHapusnice post.. jjangan lupa kunjungi web saya fauziahmad22.wordpress.com dan web kampus saya ppns.ac.id
BalasHapusWah sangat mengispirasi mba saya ingin sekali masuk Ugm saya anak gapyear.Saya sampe nangis baca cerita mba.Saya harap saya menjadi bagian gamada 2020 nanti.Terima kasih mba mengingatkan saya bahwa masuk ugm itu butuh perjuangan saingan sangat banyak butuh usaha dan doa.Sangat menginspirasi
BalasHapusPasti bisa, Aku juga lolos ugm lewat utul tahun lalu 2019
HapusAda semangat, ada usaha, ada doa, apapun bisa terjadi. Semangat!
Hapusihh senenhnya bisa bahagiain ortu 😠ðŸ˜
BalasHapusSekarang pun masih berjuang hehe :)
Hapusmbak keren banget! saya nangis juga bacanya ga tau kenapa.. oh mungkin karena saya juga pejuang utul tahun 2020 ini, rasanya setelah baca tulisan mbak semangat saya ngejar utul makin besar ... hahaah makasih mbakk!
BalasHapusHalo, Dea. Semangat berjuang di tengah pandemi ini! Wish you luck!
HapusKak apakah smk bisa masuk kedokteran hewan?
BalasHapuswah cerita kakak memotivasi aku banget buat tetap berserah sama Tuhan. Terima kasih kak, semoga tahun ini aku bisa keterima di UGM.
BalasHapusCeritaa kakak keren banget! Aku ikutan nangis waktu baca hihihi
BalasHapusSemangat kuliahnya kak!
H+1 pendaftaran SNMPTN, semoga aku bisa nyusul kak
BalasHapusNangis banget baca inii ðŸ˜ðŸ˜
BalasHapusMakasihhhh yaaaaa
Anakku gagal SNMPTN, SBMPTN UGM 2020. Akhirnya gap year. Tahun ini ga berani ambil UGM. Puji Tuhan lolos UB. Ternyata skor UTBKnya bagus banget, 824. Mau uograde lewat mandiri. Mohon doanya.
BalasHapusMakasih ya, dulu aku sering dapat Materi UTBK di utbkcak.com
BalasHapuskerennn! mbaca ini aku bisa ikutan nangisss.. I feel you Kak! Semangat terus buat kita!! Keep on the track!
BalasHapus