Rasanya Kuliah di FKH : Semester 3 Katanya Super Hectic?!

Halo, Readers!
Lama tidak pernah post di blog ini.
Pas banget mumpung libur~~

Apalagi semester 3 akhirnya berakhir, yess!!
*krik.. krikk.. krikk..

Jadi, selama ini teman sekolah dulu, tetangga, sampai orangtua sendiri pun terheran - heran denganku yang tiba - tiba menjadi zombie, makhluk nokturnal, bahkan tidak jelas.
Teman A : "Kamu ngapain sih? Selo ya?" *kalau yang ini dah malas jawab*
Teman B : "Wih.. sibuk banget, ya? Ngacara terus!"
Tetangga1 : "Kok jarang kelihatan, to, sekarang?"
Tetangga2 : " Loh, mbak? Kok di rumah? Nggak kuliah ya?"
Orang tua : "Idih! Udah jam 2! Sana tidur! Awas kalau sampai bolos kuliah gara - gara laporan!" *ketahuan lembur sama ortu, selesai sudah*

Jadi, benarkah rumor semester 3 di FKH adalah puncak hectic-nya?
Buat kamu yang masih kepo FKH dan ada yang ragu apalagi sudah mantap memilih FKH, sebaiknya cek dulu.

p.s. : BUKAN AJANG SAMBAT SEBENARNYA :) bukan sombong juga




Jawabannya, tergantung.

Masing - masing orang ada kesibukan organisasi, jadi asisten lab, dsb.

Yang jelas bukan puncak hectic, tapi makin hectic. Percayalah, di FKH, semakin naik semesternya, semakin hectic. Tidak ada yang namanya bebas laporan praktikum dan tidak ada yang selo seperti FTV sebelum skripsi kelar (nggak juga sih katanya)

Semester ini mulai puncaknya praktikum 4x seminggu .. Eh.. hhm, bentar aku lupa, apa 5x ya? Rasanya tiap hari praktikum :'(( Ditambah kepanitiaan. Di tahun kedua, bagi yang ikut organisasi atau unit kegiatan mahasiswa (ukm), pasti terasa tanggung jawab kepanitiaan program kerja (read : proker) yang diikuti. Pokoknya, proker ukm/organisasi pasti enggak mau kalah banyak dengan praktikum yang laporannya juga banyak :')

Beda kalau masih maba, sedang di masa - masa mengenal jadi mereka masih dibimbing sama kakak tingkatnya kalau ada proker ukm.
"Mana saya tahu, saya, kan, maba, kak!" Ashiaap!

Kecuali yang apatis sejak awal wkwkwk.

Nah, saking bingungnya mengejar deadline - deadline urusan praktikum dan kepanitiaan, ditambah kewajiban datang kuliah (jangan TA, ya ._.), emosi teman - teman di sini kadang tanpa disadari berantakan. Misuh, sambat, sensitif perlahan mulai muncul. Bahkan ketiduran di kelas. Jadi, inilah yang harus siap dihadapi menjadi mahasiswa FKH : Emosi teman sejawat yang tiba - tiba kayak cewek PMS harus bisa dimaklumi.

1. "Kak, pelajarannya tambah jadi apa saja?"
- Anatomi terapan
(sebut saja Makroanatomi 3 atau "Anter". Jika semester 1 - 2 waktu praktikum membahas secara teori dan pengamatan, sekarang di semester 3 saat praktikum benar - benar mempraktikan teori tersebut pada hewan)
- Histologi 
(sebut saja Mikroanatomi 2. Di sini masih berkutat anatomi jaringan hewan secara mikroskopis)
- Fisiologi 2
(masih seperti fisiologi 1 di semester 2, membahas fungsi dan "bagaimana bisa bekerja")
- Mikrobiologi : Bakteriologi dan Mikologi 
(istilah keren di FKH UGM : Mibi atau Bakmi. Matkul ini membahas bakteri dan jamur yang menyebabkan penyakit, serta bagaimana mengisolasinya)
- Ilmu Penyakit Parasit Veteriner 
(singkatnya : Parasitologi 2 atau IPPV, tentu saja bahas penyakit dan pengobatan akibat parasit)
- Ilmu Pemuliaan Hewan
(it's about breeding)
- Bioteknologi
(ini matkul pilihan yang bisa diambil setelah semester 2, biasanya anak semester 3 ambil ini sih. Intinya : kelanjutan Biokimia yang sudah dicampur teknologi.)


Yang jelas masih ada praktikum itu anter, histologi, fisio, mibi, parasit. 
Untuk reviewnya, mungkin akan lebih baik jika dirasakan secara langsung, hehe.. malas menjabarkan dan tidak ingin pamer :)


2. Habis praktikum, terbitlah laporan.
Mau tidak mau, laporan praktikum (bahasa kerennya LAPRAK) adalah suatu kewajiban para mahasiswa veteriner untuk dituntaskan tepat waktu! Keberadaan laporan memang membuat fokus kuliah akan terganggu (banget). Percayalah, semua menyadari itu tanpa terkecuali. Nah, lebih baik laporan dikerjakan dengan sepenuh hati (alias ga cuma nyontek temen / laprak kating) sambil buat belajar (kerjakan dan dipahami). Jadi, tidak ada kesan "gara-gara laporan aku ga bisa belajar!!!!"

Dan haram sekali mengerjakan laporan sambil kuliah. Ketahuan dosen, habis sudah nasib laporanmu. (Kecuali buat kalian yang suka tantangan lebih greget, silakan dicoba *peace*)


3. "Penting mana, kak? Belajar atau ikut acara UKM?"
Nah, ini momok anak kuliahan yang umumnya pasti dialami.
Antara komitmen (bahasa yang mudah dimengertinya = janji) yang diucapkan saat pelantikan organisasi / ukm (biasanya organisasi) dan kewajiban kuliah.

Begitu juga saat seleksi kepanitiaan manapun (biasanya kepanitiaan acara tingkat universitas / luar fakultas /luar universitas gitu) bagian wawancara pasti ditanyakan : "Tolong urutkan prioritas menurut kamu, mana yang penting? Kuliah? Kepanitiaan ini? Atau keluarga?"
Lalu, pasti dibingungkan juga dengan tanggapan orang - orang : "IPK tidak penting! Tidak menjamin kesuksesan!"

Jujur, sih, setelah setahun ikutan begitu, ya, jadi tahu positif negatif dari orang - orangnya itu dan manfaat ikutan organisasi apa, tapi mindset mereka masih membuatku ragu untuk lanjut.

Kalau menurutku (sesuai pengalaman) :

Kuliah itu harus nomor satu dan penting. Ya iya jelas. Ingatlah tujuanmu kenapa kuliah dan kenapa memilih jurusan tersebut! Apakah karena ingin keren apalagi kalau ikut organisasi manapun? Dapat pengakuan dari orang lain? Semoga tidak, ya :)
Ingatlah perjuangan mati - matianmu mendapatkan kursi di universitas, dan yang terpenting ingatlah perjuangan orangtua yang membayar uang kuliah dan kebutuhan merantau (untuk yang merantau).

IPK tidak harus cumlaude, tapi bukan berarti IPK-mu dapat kebangetan jeleknya (Nilai C banyak, D banyak, E banyak, apalagi TL / tidak lengkap) :( itu kuliah atau gimana sih? Ingat, kalau cari kerja pun IPK tetap diperhitungkan. Bahkan beasiswa pun kebanyakan mempertimbangkan IPK :( Mendapatkan beasiswa itu lebih membanggakan karena kamu bisa kuliah lancar dan meringankan beban orangtua. Jujur sampai sekarang masih ngebet cari beasiswa, tapi greget persaingannya :')


"Mengapa ikut organisasi mahasiswa?"

Sementara organisasi dan unit kegiatan mahasiswa menurutku adalah tempat saat kita harus mengenal sifat teman - teman sambil mengembangkan softskill. Nah, soft skill yang dimaksud itu :
1. cara kita berkawan, menjadikan orang yang terbuka, menjadi orang yang ramah + peduli + supel (bukan malah jadi egois atau tetep jadi pendiam/tidak ramah),
2. Jadi orang yang bertanggung jawab dan menghargai
(contohnya : menghargai job desk tiap sie yang diambil temanmu, soalnya sering banget ada yang ga paham dan ga bisa menghargai kerja keras tiap sie, ujung - ujungnya waktu evaluasi saling "ngerasani")
3. jadi orang aktif bukan pasif
(dalam hal menyapa orang sampai ikut membantu kegiatan, bukan jadi pasif apalagi apatis),
4. cara kita berbicara yang sopan dan dengan fakta
(bukann ngegas tapi ternyata serba salah, apalagi waktu bicara sama dosen kan malu banget. Kita tidak mau kan dianggap orang : Tong kosong berbunyi nyaring ? )
5. mengenal + menghadapi sifat kawan- kawan kita yang tidak terduga
(maksudnya, biar tahu diri mereka yang sebenarnya dibalik "topeng" mereka).

Bukan menjadikan diri kita itu robot yang takut dan tunduk, bahkan menjadi tidak menikmati masa - masa kuliah :') ingat, organisasi / ukm tidak selalu tempat wajib untuk mencari nama.

Kalaupun ingin terkenal dan sukses, ada banyak cara kok, tidak pasti harus gabung banyak organisasi atau ukm sampai kewalahan. Kamu bisa memulai dari menerbitkan karyamu sendiri, ikut penelitian, ikut kegiatan fakultas (malah ini yang lebih penting), mendaftar jadi asisten (ini lebih hebat) untuk praktikum dari dosen atau tutor untuk mahasiswa asing, ikut kegiatan luar universitas yang memberi dampak positif (misal leadership, atau buat yang bukan anak merantau : kumpul sama tetangganya boleh banget), sampai ikut kompetisi.

Kalau ingin punya banyak kenalan, sebenarnya tidak hanya melalui organisasi. Kamu pun bisa tambah kenalan misalnya kakak tingkat atau adik tingkat yang butuh bantuan kamu (misal pinjam laprak, ehehehe), atau kenal asisten lab yang bisa ditanya-tanyakan ketika belum paham materinya (bukan buat modus lho ya :') ), atau tanya dosen ketika butuh penjelasan materi kuliah yang belum paham (sebenarnya dosen di tempatku ada yang pasti mengingatkan kalau masih bingung silakan tanya saya atau ke ruang saya, cuma pada gengsi gitu, shy shy cat). Atauuu.. Kamu bisa mencari teman beda fakultas bahkan beda universitas yang bukan hanya karena organisasi. Jadi, tidak ada alasan kamu "Wah iya ya, ga ikut organisasi malah ga punya teman." Stop put that mindset! Don't be passive!

Jangan terpaku pada anggapan : 
"Kalau aku ga ikut organisasi / ukm, gabut banget dong aku" . 
Hey you! Yes you! Tidak pasti begitu!
DO SOMETHING!

Daripada di waktu luang nanti disuudzon sama orang - orang hiperaktif organisasi, "Belajar terus buat ngejar IPK doang, buat apaan?" ... Hmm tunjukkan ke mereka dengan aksi nyata yang manfaatnya lebih menggiurkan. Mahasiswa katanya udah bebas nentuin apa saja kan? *katanya*

 Barangkali di waktu luang itu bisa kamu gunakan untuk sesuatu yang bermanfaat :
1. Kamu bisa ikut kursus bahasa asing
(bukan cuma bahasa Inggris. Coba belajar bahasa negara lain, siapa tahu kalau mau lanjut S2 atau kerja di luar negeri, eh atau kerja bareng orang asing Toh ga rugi juga kan?)
2. Kamu bisa membuka usaha sampingan atau kerja part time kecil - kecilan untuk menambah uang saku sendiri
(temenku ada yang kerja part time di klinik dosennya kita sendiri)
3. Kamu bisa mengikuti lomba
4. Kamu bisa "srawung" sama masyarakat sekitar :)
5. Kamu bisa ikut komunitas sesuai hobi (misal fotografi, ) atau ikutan tim untuk lomba dari universitas / dosen sendiri
6. Buat yang punya rejeki lebih atau kalau kebetulan gratis : ikuti student exchange (aku sih belum pernah gegara biayanya bisa buat bayar ukt, hohoho)


Ya semua itu terserah orang - orang. Tetapi, tidak ada yang menjamin kesuksesan selain dirimu sendiri, bukan orang lain apalagi organisasi. Temukan prioritasmu dan ingatlah tujuan kenapa kamu kuliah. Jika memang dirasa tidak membuatmu nyaman, segeralah bicarakan ke teman atau kakak tingkat satu organisasi/ukm sebaiknya bagaimana.

Jadi, aneh kalau ada tanggapan "IPK tidak penting", walaupun saat sudah diterima kerja tidak ada yang peduli IPK-mu berapa. Setidaknya kamu adalah orang berilmu dan berwawasan luas, walaupun bukan ber-IPK cumlaude, daripada jadi orang pintar berbicara tapi faktanya nol.

just a thought :)


Jadi, poin pentingnya, tidak salah kamu ikut organisasi, tapi jangan sepelekan kuliah apalagi IPK, diingat lagi tujuan kuliah di tempat ternama apa. Juga, jangan buat dirimu terpaku melakukan sesuatu. Bukan organisasi, tapi dirimu sendiri. Do what ever you want.

Komentar

Postingan Populer